-----------
"Suki seorang pecinta kuliner. Ia senang bereksperimen membuat berbagai
kue atau makanan hasil karya tangannya sendiri. Suatu hari ia menemukan
padupadanan resep tahu crispy yang menurutnya sangat lezat dan penuh inovasi.
Dengan berbekal kemampuan tersebut ia memberanikan diri membuka sebuah gerai
sederhana -sesuai dengan budget tabungannya- di dekat keramaian tak jauh dari
rumah tempat tinggalnya.Dan benar saja dalam waktu singkat banyak peminat menyukai tahu crispy olahannya. Pundi-pundi rezekinya pun menghampirinya. ia terus meningkatkan produksi perharinya dan selalu sukses habis. Suatu hari ada seorang pembeli yang nyeletuk, "Pak Suki tidak membuka cabang lagi?". Jawabannya klasik,"Tidak pak, saya ingin resep ini tetap original di sini saja!".
-----------
Suki masih yakin dengan keahliannya, dan merasa cukup dengan pendapatannya
saat ini. Ia masih kuat dan mampu meng-handle usahanya. Dari sinilah kita dapat
menyimpulkan Suki masih berada di kuadran T atau TEKNISI. Dalam arti ia bekerja
dengan tenaga, pikiran dan keahliannya sendiri. Tetapi mari kita coba
lihat bagaimana hasilnya?.Seorang Teknisi ( T ) berpikir kekinian, bagaimana kondisinya hari ini. Gawatnya, terkadang melupakan kejadian yang akan dan mungkin terjadi di MASA DEPAN (Future). Masa depan pasti akan menghapiri seorang ( T ) entah mengenai kesehatan, keluarga, dan lain sebagainya.
Bagaimana bila Suki sakit? Tentu Warung tahu crispynya akan tutup dan akan beroperasi lagi ketika ia sudah merasa sehat dan siap berjualan kembali. Sekali dua kali mungkin pelanggan tak masalah, namun apabila Suki telah beranjak tua pasti ini akan terjadi berkali-kali. Tentu pelanggan yang tadinya sudah datang ke warung miliknya akan kecewa. Apabila terus menerus terjadi dampaknya bukan hanya pelanggan yang terus berkurang, pastinya omzet juga.
Selain itu, semakin hari akan lahir warung-warung tahu crispy yang melebihi warung milik Suki. Dengan berbagai varian yang lebih beragam, pelanggannya akan mulai melirik warung yang mulai berkembang. Hebatnya, saingan Suki mulai membuka cabang-cabang baru di setiap pusat-pusat keramaian. Bertambahlah keterpurukan Suki.
Nasi sudah jadi bubur, Suki-pun tak dapat disalahkan. Tetapi marilah kita belajar dari pengalamannya. Bahwa ketika kita membuka usaha dalam posisi ( T ) Teknisi, maka setelah produk atau jasa kita dapat diterima pelanggan. Segeralah untuk memasuki posisi ( M ) Manajer.
Ya, M adalah Manajer, dimana si T tadi sudah harus mulai mengurangi porsi T dan mendelegasikan kepada T, T yang lainnya. Kini ia sudah harus Me-Manage Usahanya sebagai pimpinan. Ketika sistem sudah teruji dan semakin berjalan dengan baik, maka posisi (M) harus mulai didelegasikan kepada orang lain yang mampu memimpin usahanya. Kini ia harus sudah masuk pada posisi ( E ) Entrepreneur.
Di posisi E inilah ia akan mulai mengembangan atau melebarkan sayap-sayap usahnya menjadi bercabang-cabang dengan merekrut posisi T dan M yang handal dan siap menjalankan bisnisnya.
Biarlah T merasa ia bisa mengaplikasian ilmunya dalam sistem bisnis anda, si-Manager mampu menyelesaikan setiap masalah dan tantangan yang sedang dihadapinya dan Anda si E terus mengembangkan bisnis Anda tanpa harus memikirkan masalah yang sudah diselsaikan oleh M didalam bisnis Anda. Bismillah, Yuk jadi E! *Di Olah dari berbagai Sumber
No comments:
Post a Comment