Wednesday, September 19, 2012

Belajar Dari Kila bag.2


Mar 23, '10 2:11 PM
for everyone
Sekolah hari ini seperti hari-hari biasanya. Tak terasa sebentar lagi menginjak akhir tahun ke-3. UN sebentar lagi. Tinggal Menunggu hari harinya tiba, semuanya tegang, berbagai kegiatan diadakan. Do'a bersama, Dzikir Tahlil, hingga try out UN. Standar nasional kelulusan menghentak seluruh dunia pendidikan Indonesia. Nampaknya tidur nyenyak dari sistem pendidikan lampau berhasil dibangunkan seketika oleh sistem pendidikan yang baru.

Teringat anak-anak santri,temanku dipondok. Setiap dibangunkan untuk sholat Subuh tak semuanya segera bangun. Ada pro dan kontra.

"Belum iqomat, khan" Sergah sebagian santri di salah satu kamar.

Kalau sudah begitu, kiai akan memberikan beban tanggung jawab tambahan bagi santri yang tidak ikut Jamaah diwaktu Subuh. Menghafal 10 ayat dari surat yang telah ditentukan oleh Kiayi. tentunya ditambah memeuhi bak wudhu masjid setelah pulang sekolah. Ada reward and Punishment. Yang rajin Jamaah Subuh, mendapatkan ekstra sarapan berupa, Jus buah-buahan segar.

Sejurus dengan UN hari ini. Yang tidak tanggap dengan sistem baru akan terus tertidur dan mendapat punishment bisa-bisa tak lulus ujian dan ikut Kejar Paket C. Walaupun pemerintah goyah juga dan menurunkan standar bagi yang tidak lulus dapat ikut ujian nasional ulang.

"Sudah siap, La UN minggu depan pasti berat", tanya Soleh di sampngku.
"InsyaAllah, aku sudah ikhtiar, berdoa mendapatkan hasil terbaik untuk hal ini", Jawabku.


"Jadi apa rencanamu setelah lulus?" Soleh menaruh tasnya di kolong meja tepat di sebelahku duduk.
"Tentunya, mendapatkan beasiswa" Sambil menunduk mencari buku pelajaran didalam tasku.

"tetapi aku tak pernah lihat kamu mencari info beasiswa selama ini, La" sambil menyelidik heran. Soleh berdiri, ia mengambil penghapus di meja guru di depan kelas. Ia menghapus bekas-bekas pelajaran kemarin yang belum dihapus. Aku mengambil Sapu, kumulai membersihkan ruangan.

"Kau percaya, Miracle, Leh?" Tanyaku sambil terus menyapu ruangan. Jam dinding sekolah menujukkan pukul. 11.45. Diluar ruangan amat panas membakar. belum ada yang datang. kami berdua yang selalu paling awal masuk keas dan melakukan aktivitas ini.

"Apa, masa percaya sama Mira Lesmana. Walaupun aku suka film laskar pelangi dan sang pemimpi garapannya, tapi gak gitu-gitu amat kali La. Sampai harus percaya-percaya gitu. Rusak nanti aqidah antum tuh", Soleh bersemangat. serius sekali dia mengatakan hal tersebut. Aku tertawa tepngkal kuhentikan kegiatan menyapuku. kudekati dirinya lalu Kuminta sebatang kapur tulis. Kutulis besar-besar, "M - I - R - A - C - L - E". Soleh membaca, lalu ia ikut terpingkal tertawa. Setidaknya guyonan spontan ini menghilangkan rasa lelah. Justru menjadi asyik dengan candaan ini.

"Maksudku Miracle adalah Keajaiban" Terangku pada Soleh.

Layaknya poin, setiap bacaan Qur'anmu, Sedekahmu, kebaikanmu membantu sesama, QL, Dhuha. InsyaAllah akan membantu mewujudkan mimpmu. setidaknya itulah ilmu yang aku dapatkan dari ustadz di pesantren.

Kemudian aku menjabarkan ilustrasiku, Bila kita menyingkirkan kerikil dipinggir jalan saja kita mendapat 10 poin kebaikan. maksudku kau bayangkan kita setiap tigahari mengkhatamkan Qur'an berarti dalam satu bulan kita mendapatkan 6236 ayat x 10 = 62360. kemudian di kalikan 3 tahun sampai saat ini berarti 2244960 ayat sudah kita baca. Bila satu ayat dilipatgandakan 700 kali, bisa kau bayangkan berapa banyak poin (:baca: kebaikan) yang kita dapatkan.

"Aku belum mengerti, La, apa maksudmu?" Soleh memperjelas kerutan didahinya akan ketidaktahuannya.

"Engkau tahu berapa biaya masuk UI/ITB/ kuliah di Mesir/Malaysia?" Tanyaku pada Soleh.

Menggelengkan kepala matanya melihat keatas, "???????????"

Bila biaya kuliah dan hidup sampai 300jt, maka berapa poin yang telah kita kumpulkan untuk mencapai itu. Sehingga do'a kita dimudahkan untuk mencapai mendapatkan beasiswa yang kita inginkan, bahkan bla Miracle itu datang, insyaAllah tanpa kita mengajukan proposal dan persyaratan lain-lain, bisa jadi kita langsung diterima. bagaimana teknisnya ada dibalik miracle tadi.

"Kau sudah pernah mengalaminya. La?" Soleh mulai antusias.

"Belum, tapi aku yakin Allah SWT memberikan yang terbaik dari Doa-doa hamba-Nya", Jawabku.

Kami masih terduduk di bangku panjang dibawah papan tulis. Pukul 12.00. Sekolah mulai didatangi satu-satu para pencari ilmu. Segera kuselesaikan membersihka kelas.

"Okelah, kalau begitu yuk kita berdoa agar dapat M-i-r-a L-e-s-m-a-n-a. Astaghfirulah, maksudku M-i-r-a-c-l-e dan kita bisa Kuliah Di Luar Negeri, AMin" Soleh tertawa geli, dia menghapus tulisan miracle besarku dari papan. Ruangan terisi tawaan kecil dari kami berdua.

*Note: lagi-lagi, Kila mengajarkan hikmah yang terkadang belum mampu aku pahami. Ya Allah mudahkan kami menerima setiap ilmu-Mu yang terhampar di Jagat Semesta ini. Amin

Rawadas, 23 March'10

--------------------------------------
Artikel adalah original buatan saya, karena Multiply akan menghapus feature BLOG
maka saya pindahan content Blog Multiply saya ke http://kripikyayan.Blogspot ini.

Source: http://ya2nya2n.multiply.com

No comments:

Post a Comment