Wednesday, September 19, 2012

Belajar Dari Kila


Jan 4, '10 11:10 PM
for everyone
"Sangat dingin malam ini", dirapatkan jaket Soleh yang mulai menahan dingin.
Pukul 9 malam. Pondok mulai sepi. Aula ditinggalkan satu persatu santri menuju kamar istirahatnya masing-masing. Kecuali Kila, yang masih duduk di Aula. Selalu ia yang terakhir keluar aula tempat santri menuntut ilmu agama. Kali ini Kila beruntung ditemani Soleh yang mulai terngantuk-ngantuk mengangkati bangku keatas meja. Kila menyapu ruangan hingga bersih.
"Tapi kau senang, Leh dengan kondisi selama ini" Tanya Kila sambil menyapu
"Hoaaam, entahlah, disorientasi, keterpaksaan atau mungkin sudah takdirku" Suara Soleh menjawab lemah sambil mengucek kedua matanya.
Kila berpikir, ia hentikan pekerjaannya. Itu kejujuran absolut dari sebuah suara yang kelelahan. Ia pernah membaca buku-buku psikologi dimana ketika kau lelah kau akan dikuasai unconscious mind (pikiran bawah sadar) yang kebanyakan orang menyebutnya ngelantur tetapi hampir 80% itu adalah suara hati manusia tersebut.
"KAu pernah mencium bau kesturi? yang tersohor wanginya bahkan boleh jadi diatasnya kesturi ada yang tak terdefinisi lagi oleh indrapenciuman kita wanginya, Leh" Kila bertanya kepada Soleh, matanya menatap serius. Dia hentikan pekerjaan menyapunya. Selangkah demi selangkah didekatinya Soleh. Sekarang berhadapan.
"Belum, paling minyak nyong-nyong yang dioleskan bada tahlil", sahut soleh yang juga menghentikan pekerjaannya dan menatap Kila.
Engkau tahu kenapa Tauhid selalu menjadi BAB pembuka dalam pelajaran-pelajaran kita. Selalu saja diulang-ulang. Diskusi dimulai, entahlah Kila selalu peduli kepada teman-teman satu pondoknya. Menjelaskan apa yang sedikit diketahui.
"Aku belum mengerti apa maksudmu, La!" Kali ini Soleh serius.
Kila mengernyitkan dahinya. Kebanyakan kita telah dikuasai oleh akal dan rasio. Sedikit-sedikit tidak masuk akal, tidak rasional katanya. Engkau tahu gedung Davinci building di Jakarta sana. Dibangun ketika saat Indonesia terkena krismon. Arsitekturnya, konstruksinya mantap dan indah. Ketika seluruh perusahaan kontraktor gulung tikar dan tiarap gedung indah itu dibangun. Takjubkah engkau. Masukkah ke dalam akal dan Rasiomu?
"Iya-iya aku baca dan lihat fotonya, Be-ati-pulli" Soleh menjawab dengan mengganti kata indah dengan bahasa dan aksen inggris lyang tak mirip.
Oke, kalau itu saja masuk ke dalam akal dan rasiomu. Pernakah kau memperhatikan, memikirkan mendalam bagaimana konstruksi Langit yang tanpa tiang, awan-awan yang digantung tanpa tali terbang kesana kemari. Samakah apresiasimu ketika melihat gedung Davinci Building tadi? Masukkah kedalam akal dan Rasiomu? Bukankah Langit begitu maha sempurna. Arsiteknya pasti lebih canggih daripada arsitek gedung davinci tadi.
Inti tauhid adalah kita meyakini yang belum kelihatan, yakin walau belum merasakan. Namun kita begitu terasa dan dekat dengan tanda-tandanya. Sama dengan wangi bunga kesturi tadi. Kalau engkau saja merasa senang dengan olesan minyak nyong-nyong saat tahlil. Tentu Wangi Kesturi akan kau bayangkan lebih dahsyat lagi. Engkau akan terbang ke Surga yang wanginya melebihi wangi kesturi. Itulah yang akan menjadikan semangat kita abadi. Membedakan dengan yang lainnya.*
Soleh tertunduk. Ia selalu ingin tahu apa yang menjadi motivasi Kila selalu bersemangat belajar. Membersihkan Aula. Membantu teman-temannya. Ya ya ya kini ia tahu. Ilmunya Kila telah memahami apa yang ia pelajari dari pondok. "Astaghfirullah" Ucap Soleh. "Shadaqta ya akhi Kila" kali ini aku belajar, malam ini aku paham. Aku lupa mentadabburi lebih dalam ciptaaNya yang maha dahsyat.
"InsyaAllah, kita sama-sama sedang belajar. Inilah nilai ukhuwah saling berbagi pengetahuan yang kau ketahui untuk saudaramu" Jawab Kila.
Aku juga ingin kau ajarkan aku Bahasa Inggris yang seperti tadi. "Apa?" Be-a-utipuully, he he he" Aula di isi tawa kecil dua santri pondokan yang haus akan ilmu agama.
Dah yuk kita selesaikan, sudah larut. Pagi dini hari kita pasti sudah dibangunkan untuk QiyamulLail sama Ustadz Zain.
*Note: Ya, Allah. Bahkan Jiwa ini, akal ini dan kehendak ini terus dan terus ingin belajar dari manusia-manusia seperti Kila yang pengetahuannya melampaui manusia-manusia cerdas dengan penguasaan kecanggihan teknologinya.
Rawadas, 04 Januari 2010 - disarikan dari ceramah Ustd, Bahtiar Nasir, Lc -

--------------------------------------
Artikel adalah original buatan saya, karena Multiply akan menghapus feature BLOG
maka saya pindahan content Blog Multiply saya ke http://kripikyayan.Blogspot ini.

Source: http://ya2nya2n.multiply.com

No comments:

Post a Comment