Wednesday, September 19, 2012

Bila Esok Pagi Matahari Tak Bersinar Lagi

Apa yang akan kau lakukan apabila matahari tak kunjung terang di pagi hari, Tak ada lagi kisah pagi. Semuanya berkisah tentang Malam dan gelap. Menjajar lampu di sepanjang jalan. Tak sebanyak manusia yang saat ini masih diberi nikmat terang di siang hari. Bertebaran mencari rizki-Nya. Namun banyak yang tak sadar bahwa mereka masih diberi Nikmat-Nya.
Bayangkanlah apabila mulai saat ini semua hari adalah malam. Pembaca berita selalu memberikan greetings kepada pemirsa dengan selalu berkata, “Selamat Malam Pemirsa” tanpa ada lagi kata dikamus-kamus bahasa, “Selamat Pagi atau Selamat Siang atau tertulis Pagi yang cerah benderang”. Semuanya bercerita tentang malam.

Semuanya mungkin saja terjadi, “kun fayakun”. Apabila subtansi siang dan malam saat ini yang dirasakan tak dimaknai oleh sebahagiaan besar penduduk bumi. Lupa dengan firmannya yang begitu jelas tertulis di Al Quran, ““Dan dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.” (Al Furqan: 62).”

Aku mencoba memaknai arti siang. Yang banyak dilupakan penduduk bumi. Dengan masuk kedalam gua ditengah hutan rimba. Masuk sedalam-dalamnya. Hanya sebuah lilin dan sebatang korek api ditangan. Semakin gelap dan gelap hingga cahaya sirna. Kusandarkan tubuh pada sebuah dinding yang setidaknya rata walau masih bergerigi. Sekarang senyap. Lilin kunyalakan. Dan hanya bertahan beberapa jam saja. Kini gulita telah gelap. Satu jam, dua jam, tiga jam…hingga rasa nyaman telah berganti dengan kekhawatiran. Gelap telah menguasaiku. Dan pertanyaan demi pertanyaan muncul. Apakah gelap akan selalu menemaniku. Berpikir sekarang gelap dan besok akan gelap lagi. Ah, betapa sempurnanya hidup diluar sana. Malam dan Siang di silih bergantikan. Saat ini telah kuambil pelajaran dan makna bersyukur atas bumi yang terpijak telah disilih bergantikan malam dan siang.

Tubuh bergejolak didalam gua gelap. Akhirnya tak tahan. Meronta dan sekejap berlari sekencang mungkin terseok. Tersandung, jatuh, berdarah. Mencari jalan ke titik terang. Keluar dari gua. Dan tertelungkup segera bersujud seraya berkata. Allahu Akbar, Allahu Akbar. Tak ada kata lain mulai hari ini selain bersyukur ketika malam tiba dan siang menjelang. Karena disana ada tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya.
Fabi ayyi a’la I’robbikumaa tukadzibaan, Fabi ayyi a’la I’robbikumaa tukadzibaan, "Nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?", "Nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?".

Jangan tunggu esok...jangan tunggu esok, hari ini juga mari kita selalu menjadi hamba yang selalu beryukur....

--------------------------------------
Artikel adalah original buatan saya, karena Multiply akan menghapus feature BLOG
maka saya pindahan content Blog Multiply saya ke Blogspot ini.

Source: http://ya2nya2n.multiply.com

No comments:

Post a Comment