Jalan itu sudah biasa kulalui, dalam jumlah 7 hari, 5 hari setiap pagi hari. Sebuah billboard tepat di depan seberang jalan bertuliskan "Gak ada Elo Gak Rame, Ayo Ke Kiri Aja". Sebelah
kiri samping trotoar barisan ruko rapih berjejer. Di kanan seberang
jalan masih berdiri megah sebuah masjid beserta pesantren. Mobil telah
berderet deret dibelakangku. Motor-motor merapihkan dirinya tepat diatas
garis zebracross. Lampu sen motorku telah ku arahkan kekanan. Disinilah
aku dan motor ini berhenti sejenak mulai berpikir. Di Jalan PErtigaan
KEhidupan yang akan selalu dilalui setiap manusia di Bumi.
Akankah
kuarahkan motor ini kearah kanan seperti lampu sen bewarna kuning
berkedip-kedip yang telah kunyalakan berbunyi jelas mengingatkan,
“nget...nget...nget.” Jelas
sekali. Mata ini mulai kuarahkan ke kanan jalan di sebuah pertigaan.
Pohon-pohon hijau tinggi-tinggi merindangkan jalannya. Tak biasanya kini
kulihat seorang wanita, ya seorang wanita. Walaupun tak jelas karena
dengan baju orange seorang pembersih jalan. Dengan sebuah sapu lidi
setinggi tubuhnya. Di pagi hari ketika lalu lalang manusia dan kendaraan
mencari dirinya dengan tujuannya sendiri-sendiri. Sapu tangan menutupi
setengah wajahnya. Menghindari asap-asap kendaraan yang menghampiri
wajahnya. Hikmat sekali, kupandangi lekat-lekat. Hingga seorang pemuda
berjalan mendekati wajah semburat kerut dengan sapu lidi di tangan
membersihkan jalan. Pemuda berbaju hitam, tegak dengan tas kerjanya.
Sebentar saja dekat sudah mendekati ibu pembersih jalan. Sebelum dekat
kulihat jelas tangan kanan pemuda memasukkan jemarinya kedalam saku
celannya. Sempat tak mengerti apa yang sedang dilakukan dan melakukan
apa pemuda itu. Dengan tersentak menyentuh hati. Jemari tangan kanan itu
keluar dan meraih sebuah tangan mulia ibu pembersih jalan. Sejumlah
rupiah. ”Ya Allah, alangkah mulianya”. Pemuda kian menjauhi, si Ibu
terlihat bingung dan heran, namun dengan sigap terbaca dari sapuan kedua
tangannya mengusap wajahnya. Aku membayangkan ucapan itu dengan hikmat,
”Alhamdulillahirrobbil ’Alamin”.
Indah sekali. Dan menjadi penyejuk hati pagi ini. Ya Allah ada apakah
di jalanan belokkan ke kanan itu. Kalau-kalau sebuah kejadian penuh
penyejuk hati telah ada di sana. Lebih sejukkah di ujung jalan sana?
Benarkah tanda lampu sen yang telah kunyalakan ke kanan ini. Lalu
terdiam sejenak.
Masih
di sebuah pertigaan. Ataukah kuarahkan motor ini ke belokkan ke kiri
jalan dan memindahkan nyala lampu sen motor ini ke kiri. Wajah ini
kualihkan kini kearah jalan belokkan ke kiri. Hanya pohon-pohon perdu
disana. Rendah. Banyak sekali manusia, mobil, motor lalu lalang disana.
Berbagai macam rupa. Sebentar kemudian seorang wanita membelokkan diri
ke kiri jalan itu. Sangat mencolok menurutku. Sebuah tas berbalut
kristal. Dengan komestik tebal. Mengisyaratkan
dia baru saja dari salon. Kontras sekali dengan ibu di seberang jalan
sebelah kanan. Kini mata ini masih mengawasi jelas. Perhiasan memenuhi
tubuhnya menurutku. Tanpa kusadari sebuah tangan meraih tas berbalut
kristal dari tangan ibu itu. Sedetik kemudian terdengar kepenjuru jalan,
”Jambretttttt.......Jambrett......”. dan semua mata dimanapun berada
akan menoleh kearah sumber suara. ”Naudzubillahimindzalik....” ada apa
di kiri jalan sana. Namun kenapa banyak yang mengarahkan sen lampu
kendaraannya ke arah jalan belokkan ke kiri, ”ada apa sebenarnya yang
ada di ujung jalan itu?”
Hati
ini kian bertanya pada hati terdalam, “Di belokkan jalan belokkan ke
kiri begitu menggodaku. Banyak orang berbondong-bondong kesana. Namun di
kanan baru saja menyejukkanku. Pilihan ada padaku. Dan akhirnya lampu
hijau muncul. Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohiim. Kubelokkan
motor ini ke kanan”
Kuambil
resiko apapun yang ada di ujung jalan belokkan ke kanan itu. Walaupun
belokkan ke kiri sempat menggodaku dengan banyaknya manusia, motor,
mobil mengarah kesana walau ada pertanyaan menyeruak mungkinkah ada
ketenangan dan keberkahan disana. Dalam hati kucoba kuatkan azzam ini.
Semoga ada ketenangan dan keberkahan di penghujung jalan di belokkan ke kanan ini. Seperti yang kurasakan peristiwa antara ibu pembersih jalan dan pemuda itu.
- al iyan –
- rumah ide – kebayoran baru –
- 17.15 –
- untuk semua saudaraku yang masih bimbang menentukan belokkannya –
--------------------------------------
Artikel adalah original buatan saya, karena Multiply akan menghapus feature BLOG
maka saya pindahan content Blog Multiply saya ke Blogspot ini.
Source: http://ya2nya2n.multiply.com
No comments:
Post a Comment