Teman kecil kau terdiam tak berdaya,
Izinkanku membantu beri seteguk susu,
Kawan kecil kau menunduk dan tertegun,
Pandangi lelaki yang terkapar disampingmu,
Mereka bilang itu ayahmu,
Entah apa yang ada dibenakmu,
Tapi bahasa tubuhmu tunjukkan,
Sobat kecil kau belum mengerti,
Ayahmu t’lah berpulang,
Ibumu tak tahu dimana,
Begitulah getirnya fakta hidupmu,
Niat tulus berbagi,
ringankan kisah pahitmu,
Kumohon sambut uluran tanganku,
Teman kecil kau menunduk dan tertegun,
Ratapi lelaki yang terkapar disampingmu,
Dewasa kelak kau kembali,
Bangkitkan bumi kita, agar tak lagi menangis/merintih.
Kisahnya
dimulai disini. Gempa Jogja benar benar menendang imajinasi. Kaparan
puing di seantero Jogja dan sekitar. Mirisnya bukan hanya puing saja
tapi geletakan manusia di Subuh mencekam. Beberapa tahun yang lalu
setelah Aceh, Nias di landa gempa yang sama. Tidak hanya indonesia
merasakannya bagaimana saudara-saudara kita teruji dengan sebuah kata
kiamat kecil di dunia. Masih ada sisa sisa tangis disana samapi kini.
Walau semua sedang menyusun puzzlenya kembali utuh.
Seorang
personel sheila on 7 melihat seorang bocah terduduk disamping tubuh
ayahnya menangis memandangi tubuh teladannya. Di pagi yang sibuk tebaran
manusia menyelamatkan dirinya masing masing. Lagu uluran Tanganku
benar-benar dari bocah itu. Kukatakan, ”Terimalah uluran Tanganku”.
Sambutan berbuah syair nan menyentuh dan menggesek hati hingga terus
teringat pedih jogja.
Musik
yang benar benar berarti bagi pendengarnya dan peresapnya. Tak ada kata
lagi. Semoga setelah mendengarkan lagi dan lagi lagu ini kita semua
akan masih mengingat kaparan puing tubuh dan lainnya beberapa tahun lalu
dari gempa jogja.
- C_al_iyan – 12 Agustus 2008/11.38PM –
--------------------------------------
Artikel adalah original buatan saya, karena Multiply akan menghapus feature BLOG
maka saya pindahan content Blog Multiply saya ke Blogspot ini.
Source: http://ya2nya2n.multiply.com
No comments:
Post a Comment