Wednesday, September 19, 2012

[Lomba Blog Balai Bahasa Bandung] Mendobrak “Mediocre” Bahasa Indonesia

May 10, '09 8:19 PM
for everyone
 

Semenjak menjadi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Bahasa Indonesia semakin memperkaya khasanah khas yang dimiliki. Perkembangannya dimulai dari Ejaan van Ophuijsen (1901) menjadikan bentuk ejaan yang khas seperti jang, sajang, pajah, goeroe, oemar, itoe, ma’mur (ada tanda diakritik). Bergulirnya waktu 46 tahun kemudian Ejaan Soewandi atau masyarakat waktu itu lebih mengenalnya dengan nama ejaan Republik menggantikan ejaan sebelumnya. Penyempurnaan dilakukan terhadap ejaan sebelumnya dengan mengganti ejaan oe dengan u seperti goeroe menjadi guru, itu, umur. Pada kata dengan diakritik (tanda:’) diganti dengan huruf k seperti pada ma’mur menjadi makmur. Semakin berkembangnya penggunaan bahasa Indonesia saat itu dan bukan hanya Indonesia namun bangsa melayu juga mulai mengadakan kerjasama. Dari kerja sama tersebut pada akhir 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia). Perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan Melindo. 
Perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat seiring perkembangan karya sastra dan revolusinya menjadi angkatan-angkatan sastra makin memperkaya bahasa Indonesia. Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Kemudian makin dilengkapi melalui Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bahasa Indonesia dengan Ejaan Yang Disempurnakan sampai saat ini.
Bila merunut sejak tahun 1901-1972 merupakan waktu yang panjang menyempurnakan Bahasa Indonesia menjadi EYD baku. Hingga 2009 seluruh masyarakat Indonesia menggunakannya dalam bahasa formal. Banyak budayawan dan penulis sastra juga menggunakannya dengan seksama. Namun ada hal yang perlu di waspadai apabila Bahasa Indonesia akan menjadi tidak berkembang apabila puas pada EYD. Bahasa Indonesia tidak boleh berhenti memperkaya dirinya dan menjadi bahasa Mediocre (Baca: Standard/rata-rata). Sudah saatnya mulai memperhatikan perkembangan bahasa yang digunakan oleh penggunanya baik dari segi umur, suku, profesi, dan kebutuhan akan tingginya penguasaan bahasa asing di masyarakat saat ini. Maksud dari mediocre disini adalah jangan sampai bahasa Indonesia puas hanya pada EYD saja sehingga terjebak pada khasanah kekayaan yang saat ini tercipta di masyarakat luas. Sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa yang standard atau rata-rata, singkatnya kaku dan tidak berkembang. Penggunaan Bahasa Indonesia belum mampu menjadi system yang mampu menstimulus penggunanya meleburkan Bahasa Asing dan menguasainya dengan baik dari kedua bahasa yang digunakan berkomunikasi. Penyempurnaan EYD harus segera kembali dilakukan karena telah ketinggalan oleh kemajuan bahasa yang digunakan di masyarakat saat ini dan tahun-tahun mendatang.
Dalam sebuah acara resmi dialog OSIS dengan pihak sekolah disebuah sekolah negeri contohnya. Salah satu ketua OSIS menyampaikan sambutannya, “Bro and Sist, sekalian saatnya osis outstanding breaktrouhgt and must be always number one…” Bahasa Indonesia tak bisa menafikkan bahwa penetrasi bahasa asing telah menyatukannya menjadi bahasa yang lugas bagi pendengarnya. 
Hal ini bisa menimbulkan banyak pro dan kontra bertanya apakah apabila penetrasi Bahasa Asing masuk ke dalam Bahasa Indonesia akan menggerusnya menjadi hilang dan tak akan digunakan lagi oleh masyarakat? Nampaknya ini pandangan yang terlalu pendek. Padahal dalam menghadapi pergaulan dunia yang semakin terbuka seharusnya Bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa yang mampu di adaptasi oleh bahasa asing yang masuk. Maksudnya bila Bahasa Inggris memiliki peranan dalam bahasa dunia maka ketika ia masuk Bahasa Indonesia mampu melebur. Dampak positifnya tentu saja penggunanya akan memahami lebih cepat dalam menguasai dua bahasa tersebut. Contoh yang paling berhasil adalah Negara tetangga kita Malaysia dengan bahasa melayu namun terkenal juga dengan bahasa inggris-melayu. Dampak positif bagi masyarakatnya dapat berinteraksi dengan komunitas bahasa asing mereka sudah tak canggung lagi dalam berkomunikasi karena telah terbiasa meleburkan antara bahasa sehari-harinya dengan bahasa asing.
Membayangkan seorang bapak tukang ojek sepeda ontel saat mendapatkan penumpang dari Negara asing kemudian tukang ojek sepeda mengatakan, “Apa kabar, Sir. How are you today? Nice To Meet you, This morning Jakarta cerah, sir”. Si bule tadi akan tersenyum-senyum dengan pelayanan tukang ojek sepeda tadi. Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah saat ini juga telah berkembang. Sinyalemen menuju Bahasa Indonesia yang lebih maju dan beradaptasi tinggi akan terus dinantikan Masyarakat. Karena bahasa akan menjadi factor penting menuju Indonesia yang lebih maju. Bahasa Indonesia yang disempurnakan tidak akan berhenti seperti sejak Ejaan van Ophuijsen (1901), Ejaan Soewandi, Ejaan Melindo dan Ejaan Yang Disempurnakan. Karena kekuatannya mampu mendobrak “mediocre” Bahasa Indonesia menjadi outstanding breakthrough mewujudkan individu-individu SDM Indonesia yang lebih maju menghadapi persaingan global.
- Yayan Supardjo –

--------------------------------------
Artikel adalah original buatan saya, karena Multiply akan menghapus feature BLOG
maka saya pindahan content Blog Multiply saya ke Blogspot ini.

Source: http://ya2nya2n.multiply.com

No comments:

Post a Comment